Kali ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman ketika sa'at disewa untuk bermain Street magic di sebuah restoran di Surabaya tiap malam untuk menghibur para pengunjung restoran yang ada disana, Suatu malam saya menghampiri sebuah keluarga, dan setelah memperkenalkan diri, saya mengeluarkan setumpuk kartu dan mulai beraksi. Ketika berhadapan dengan seorang gadis kecil yang duduk di meja tersebut, saya diberitahu bahwa Dina, anak tersebut, adalah seorang gadis buta. Saya menyahut,”Tak apa-apa Ibu. Kalau dia mau, saya ingin mencoba suatu tipuan sulap.” Sambil berbalik pada si anak, Saya berkata, “Dina, kamu mau membantu saya melakukan tipuan ini?”...
Sambil
malu-malu, Dina mengangkat bahu dan berkata,”Mau”. Akhirnya Saya duduk
di kursi
di seberang Dina, lalu berkata, “Saya akan menunjukkan sebuah kartu,
Dina, dan kartunya bisa berwarna merah dan hitam. Saya ingin kamu
menggunakan kekuatan batinmu dan mengatakan apa warna kartu itu, merah
atau hitam. Mengerti kan?” Dina mengangguk. Saya menunjukkan kartu raja
keriting dan berkata,”Dina, ini kartu merah atau kartu hitam?”...
Sesaat
kemudiaan, si anak buta menyahut,”Hitam”. Keluarga itu tersenyum. Saya
pun
mengangkat kartu tujuh hati dan berkata,”Ini kartu merah atau kartu
hitam?” Dina berkata,”merah” Lalu Saya mengangkat kartu ketiga, tiga
wajik dan berkata,”merah atau hitam ?” Tanpa ragu-ragu, Dina
berkata,”merah !”. Keluarganya tertawa dengan gugup. Saya mengangkat
tiga kartu dan lagi lagi Dina berhasil menebak ketiganya dengan benar !
Keluarganya
hampir tak percaya betapa jitu tebakannya.
Pada kartu
ketujuh, Saya mengangkat lima hati dan berkata,”Dina, saya ingin kamu
menebak nilai dan jenis kartu ini. apakah hati, wajik, keriting atau
daun.” Sejenak kemudian, Dina menyahut dengan yakin, “kartunya lima
hati” Keluarganya menghembuskan napas yang tertahan.
Mereka
tercengang ! Ayahnya menanyakan pada Saya apakah dia menggunakan tipuan
atau sulap sungguhan. Saya menyahut, “Bapak harus tanya sendiri pada
Dina ” Si ayah berkata,”Dina, bagaimana caranya?” Dina tersenyum dan
berkata. “Sulap!”. Saya berjabatan tangan dengan seluruh keluarga,
memeluk Dina, meninggalkan kartu nama Saya, lalu mengucapkan salam
perpisahan. Jelas Saya telah menciptakan saat gaib yang tak kan pernah
terlupakan oleh keluarga itu. Pertanyaannya, tentu, bagaimana Dina tahu
warna kartu itu ? karena Saya belum pernah bertemu Dina sebelum
peristiwa di restoran itu, saya tentu tak bisa memberi tahu sebelumnya
kapan saya akan mengeluarkan kartu merah atau kartu hitam. dan karena
Dina buta, tak mungkin sekali Dina bisa melihat warna atau nilai kartu
saat Saya
menunjukkannya. jadi bagaimana caranya?...
Saya
sedikit
menciptakan mukjijat sekali seumur hidup ini dengan menggunakan kode
rahasia dan berpikir cepat. Pada awal karir saya, Saya berfikir
menciptakan kode
kaki untuk menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa kata2. Saya
belum sempat menggunakan kode itu sampai peristiwa di restoran itu. Saat
Saya duduk di seberang Dina dan berkata,” Saya akan menunjukkan sebuah
kartu, Dina, dan kartunya bisa merah atau hitam,” Saya pun mengetuk
kaki Dina (di bawah kaki meja) sekali saat saya berkata “merah” dan dua
kali
saat saat mengatakan “hitam”
Untuk meyakinkan bahwa Dina
mengerti, saya mengulang tanda rahasia itu dengan berkata, “Saya ingin
kamu menggunakan kekuatan batinmu dan katakan, apa warna kartu itu,
merah (tuk) atau hitam (tuk tuk). Kamu mengerti?” Waktu Dina
mengangguk, saya pun tahu bahwa Dina sudah mengerti kodenya dan mau ikut
bermain. Keluarganya menganggap waktu Saya bertanya apakah Dina
“mengerti,” saya merujuk perintah lisannya. Bagaimana saya memberitahu
kartu lima hati pada Dina ? Sederhana sekali saya mengetuk kaki Dina lima kali
untuk memberitahu bahwa kartunya bernilai lima. Waktu saya menanyakan
apakah kartunya hati, daun, keriting atau wajik, saya memberitahu jenisnya
dengan mengetuk kaki Dina pada saat saya mengatakan “hati”
Sulap
atau keajaiban sesungguhnya dari cerita ini adalah efeknya pada Dina.
PERISTIWA ITU BUKAN HANYA MEMBERINYA KESEMPATAN UNTUK BERSINAR SEJENAK
DAN MERASA ISTIMEWA DI DEPAN KELUARGANYA, TAPI JUGA MEMBUATNYA MENJADI
SEORANG BINTANG DI RUMAH. DIA YANG SELAMA INI MERASA MENJADI BEBAN DALAM
KELUARGANYA, KINI MERASA SEJAJAR DENGAN MEREKA KARENA PERISTIWA ITU.
Hadiah : Bycicle pemberian dina |
Menawan : Adek Dina |